Sabtu, 09 Mei 2009

TEKNIK OPERASIONAL POST EMERGENCE DI LAPANGAN

Setelah pada artikel sebelumnya kita telah menghitung kebutuhan tenaga penyemprot, maka tiba saatnya kita praktek di lapangan. Nah pertanyaan pertama, apa saja peralatan yang dibutuhkan?
  • Knapsack sprayer lengkap dengan stick-nya.
  • Cadangan knapsack, stick dan nozzle
  • Drum sebanyak tenaga semprot pada masing-masing kontraktor, minimal ¾ jumlah orang. Sehingga kalau jumlah orangnya 15 per kontraktor maka jumlah drum minimal 11 buah per kontraktor.
  • Adukan obat di drum, biasanya terbuat dari gagang kayu gelam
  • Ember untuk mencampur herbisida
  • Literan untuk menakar dosis herbisida
  • Gembes/ember untuk memindahkan cairan herbisida dari drum ke knapsack
  • Peralatan keselamatan pribadi pelaksana penyemprotan (sarung tangan, topeng monyet, kacamata, sepatu boot dll).

Selanjutnya unit apa saja yang diperlukan?

  • Traktor

Traktor digunakan sebagai unit penarik tangki air dan trailer. Apabila memungkinkan, pada saat musim penghujan traktor penarik tangki air diusahakan double gardan/4WD. Karena akan sering melewati perimeter yang kondisinya licin dan berlumpur.

  • Trailer

Trailer dipergunakan untuk mengangkut tenaga spraying berikut herbisida, drum dan knapsacknya serta untuk pindahan petak/ancakan. Satu trailer sebaiknya melayani 2 kontraktor (30-an orang) dengan ancakan yang saling berdekatan.

  • Tangki air/WT (water tank)

Sesuaikan ukuran tangki air dengan jumlah penyemprot per kontraktor. Tangki air 3000 liter (isi 15 drum) cukup untuk satu kontraktor. Sedangkan tangki air 5000 liter (25 drum) bisa melayani dua kontraktor yang ancakannya saling berdekaan. Tangki air bukan alat angkut tenaga, karenananya tenaga semprot dilarang keras naik di atas tangki, sangat berbahaya!

Adapun pembagian ancakan per kontraktor disesuaikan dengan jumlah tenaganya (biasanya 15-20 ha) agar tidak terjadi field balance spraying, yaitu petak yang sudah dibonkan herbisida pada hari itu, tetapi tidak selesai hari itu. Sehingga terdapat sisa herbisida yang tidak selesai teraplikasi. Hal ini berbahaya dan sumber penyelewengan herbisida. Ingat herbisida ibarat emas karena harganya cukup mahal!

Usahakan ketersediaan air bukan menjadi halangan efektivitas kerja, artinya begitu tenaga datang ke petak yang akan disemprot harus sudah tersedia air di drum. Karena biasanya tangki air membutuhkan waktu untuk mengisi air, sementara tenaga sudah datang duluan. Caraya dengan dropping air sore hari sebelumnya sebanyak minimal 30%. kebutuhan Sehingga kalau jumlah orang 15, maka setiap sore pada petak yang akan disemprot esok hari, maka harus di drop air sebanyak 5 drum.

Lalu bagaimana cara mencampur obat? Mencampur obat hanya boleh dilakukan oleh mandor karyawan atau kepala kontraktor tersebut yang diawasi mandor karyawan. Siapkan ember kecil, takar herbisida sesuai dosis, masukkan ke ember tersebut kemudian campur dengan sedikit air dan adu-aduk. Selanjutnya baru dituang ke dalam drum dan aduk hingga rata.

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana meng-ancak-kan (mengatur tenaga memasuki petak) tenaga semprot ? Anggap kita akan menyemprot petak normal 8 ha (400x200m), di mana panjang juringan adalah 200 meter (normal). Siapkan tanda dari daun tebu untuk menandai bahwa juringan telah dimasuki. Ancakkan tenaga dari perimeter (juringan terpendek). Setiap satu orang membawa 2 juringan, biasanya arah balikan/putaran adalah ke kiri atau sesuai kondisi. Setiap satu knapsack cukup untuk 2 juring, sehingga satu kali balikan knapsack diisi lagi. Satu drum isi 200 liter cukup untuk 12-14 knapsack, sehingga tempatkan satu drum per 12 -14 juring. Untuk jelasnya bisa dilihat pada gambar berikut :

Pengawas spraying harus mengawal kotraktor dari persiapan kerja, pelaksanaan hingga kembali ke divisi. Terutama dalam hal pengamanan obat dan knapscak beserta sticknya. Pada saat pelaksanaan di lapangan mandor harus masuk ke petakan, tidak boleh berada di pinggir petak. Beberapa kecurangan dan kesalahan kontraktor yang harus diwaspadai :
  • Mengurangi atau menambah takaran herbisida tanapa seijin mandor karyawan.
  • Menyembunyikan herbisida untuk selanjutnya dijual ke pihak luar.
  • Menyemprot hanya pinggiran saja sementara sampai di tengah petak, adukan herbisida dibuang.
  • Jalan terlalu cepat pada saat ditengah petak, agar memperoleh hektaran maksimal, sedangkan kualitas semprotan tidak dapat dipertanggingjawabkan.
  • Penyemprotan terlalu tinggi,sehingga tidak effektif
  • Sengaja menyemprot tanaman tebu, bukan gulma.
  • Kurang memperhatikan kondisi tebu/umur tebu, padahal obat yang dipakai paraquat. Sehingga banyak tebu daunnya terbakar karena terkena paraquat.
  • Kurang memperhatikan jenis/varietas tebu. Ada varietas yang kurang tahan aplikasi herbisida(terutama ametryn), sehingga pelaksanaannya harus pelan-pelan dan menggunakan cungkup.
  • Tidak/telat dropping air ke areal.
  • Memasukkan adukan herbisida ke knpasack dengan serampangan sehingga banyak yang tumpah.
  • Menyeret stick kanapsack (dapat merusak nozzle).
  • Membuang sisa adukan herbisida ke juringan (dapat menyebabkan kelainan pertumbuhan tebu pada juringan tersebut).
  • Menyemprot grass waterways pada petak-petak pinggir main road/second road.
  • Dengan sengaja melubangi nozzle (khusus tenaga harian) agar jatah semprotannya cepat habis.
  • Bekerja sama dengan mandor karyawan untuk mengajukan claim spraying fiktif (petak diajukan claim telah dispraying padahal hanya disemprot pinggiran).