Jumat, 31 Mei 2013

MENGENAL KATEGORI TANAMAN TEBU


Gambar 1. Contoh tanaman ratooncane2
Jika kita mengenal TBM (tanaman belum menghasilkan) dan TM (tanaman menghasilkan) pada tanaman tahunan seperti pada tanaman karet atau sawit, lalu bagaimana dengan tanaman tebu? Sesuai sifat tanaman tebu yang merupakan tanaman semusim, maka pengkategorian tanaman tidak didasarkan pada sudah menghasilkan apa belum karena pasti akan menghasilkan tebu pada tahun itu juga. Pengkategorian tebu didasarkan pada sudah berapa kali tanaman tebu tesebut dikepras. Dikepras  di sini berarti tanaman tebu tersebut setelah dipanen,  tunggul tebunya dibiarkan bertunas lagi dan dirawat lagi tanpa perlu menanam bibit tebu dari awal lagi. 

Kategori tanaman tebu adalah sebagai berikut:

  1. Tanaman PC (pant cane)
Tanaman plant cane adalah tanaman tebu yang pertama kali di tanam pada lahan yang belum pernah ditanam tebu sebelumnya. Misalnya dari bukaan hutan yang sudah di landclearing atau lahan eks komoditi lain. Karena sifatnya yang pertama kali tanam tebu, diharapkan produktivitas ton/ha tebu bisa lebih dari 90-150 ton/ha.

  2. Tanaman RPC (replanting cane)
Replanting cane adalah tanaman tebu yang ditanam dari pembongkaran tanaman tebu yang sudah ada sebelumnya. Lahan tebu yang sudah ditebang terlebih dahulu dilakukan persiapan dan pengolahan tanah (bajak-garu-ridger/kair) baru kemudian dilakukan penanaman menggunakan bibit bagal. Pada beberapa tempat kategori PC dan RPC disatukan menjadi tanaman PC (plant cane) untuk mempermudah penamaan, ada juga yang dipisah antara PC dan RPC. Karena tanaman ini ditanam dari bibit dan dilakukan pengolahan tanah dengan baik, maka produktivitas ton/ha diharapkan bisa maksimal 90-120 ton/ha.

  3. Tanaman RC (ratoon cane)
Tanaman ratoon cane adalah tanaman tebu yang yaang berasal dari tanaman tebu sebelumnya yang telah ditebang, kemudian tunggulnya dibiarkan bertunas lagi dan dilakukan perawatan tanpa perlu menanam bibit lagi dari awal. Tanaman ratoon dikategorikan lagi menjadi ratoon cane1, ratoon cane2 dan seterusnya sampai ratooncane 4.
  • RC1, tanaman ratoon yang berasal  dari keprasan tanaman PC yang telah ditebang sebelumnya (baru sekali dikepras).
  • RC2, tanaman ratoon yang berasal dari RC1 yang dikepras setelah ditebang sebelumnya(dua kali dikepras).
  • RC3, tanaman ratoon yang berasal dari RC2 yang dikepras setelah ditebang sebelumnya (tiga kali dikepras).
  • RC4, tanaman ratoon yang berasal dari RC3 yang dikepras stelah ditebang sebelumnya (empat kali dikepras).
Tanaman ratoon biasanya populasinya tidak serapat pada tanaman PC atau RPC sehingga semakin tinggi ratoon maka produktivitasnya semakin rendah. RC1 biasanya lebih rendah dari PC, RC2 lebih rendah dari RC1 dan seterusnya. Produktivitas ton/ha tebu untuk RC4-RC1 berkisar antara 55-80 ton/ha.

Kamis, 09 Mei 2013

MENGENAL TATA LETAK (LAYOUT) KEBUN PADA PERKEBUNAN TEBU SKALA BESAR

MENGENAL  TATA LETAK (LAYOUT)  KEBUN PADA PERKEBUNAN TEBU SKALA BESAR

Gambar1. Ilustrasi foto udara
Dalam pengelolaan perkebunan tebu skala besar (estate) dengan luasan 20.000-an hektar sangat diperlukan penataan petak kebun yang tepat sehingga memudahkan manajemen operasional di kebun, terutama dalam hal akses jalan untuk angkutan pekerja, angkutan material, angkutan tebangan, akses unit traktor/alat berat, pencegahan kebakaran, pencegahan penularan hama penyakit. Lebih dari itu, penataan kebun juga dimaksudkan untuk mempermudah pengerahan tenaga kerja maupun unit  pada suatu hamparan tertentu sehingga diperoleh effiiensi dan efektifitas yang tinggi.  Seperti pernah dibahas dalam artikel sebelumnya bahwa dari luasan 20.000 tersebut dibagi menjadi divisi-divisi plantation dengan luasan per divisi 5000-an hektar, selanjutnya luasan tersebut dibagi menjadi blok-blok kebun dengan luasan per blok 100-200 ha. Adapun  blok-blok tersebut kemudian dibagi lagi menjadi satuan terkecil luasan yang disebut petak kebun dengan luasan 8 hektar per petak (200mx400m).
Lalu bagaimana pentaan jalan dan blok-blok kebun tersebut? Akses jalan utama disebut mainroad, jalan ini merupakan jalan as yang membelah hamparan kebun dengan arah timur-barat. Sehingga membagi luasan kebun menjadi dua hamparan besar yang berimbang luasannya, yaitu yang di utara mainroad dan yang diselatan mainroad. Mainroad dipilih arah timur barat dengan tujuan supaya jalan terkena sinar matahari langsung sepanjang hari sehingga mudah kering, apalagi pada musim hujan. Mainroad ini diberi tanda kilometer setiap 1 km, dari km 0 pada pintu gerbang masuk (maingate) sampai dengan km terakhir pada perbatasan kebun terakhir. Lebar mainroad 20 meter. Selanjutnya pada setiap 1 km dibuat jalan tegak lurus mainroad sampai dengan terakhir batas kebun, jalan ini disebut secondary road di mana lebar jalan 15 m. Orang biasa menyebut dengan jalan second, dari second km1 sampai dengan second km terakhir. Selanjutnya setiap 1 km dari mainroaad dibuat secondary road searah mainroad (timur-barat) sehingga akan ada second1, second2, dan seterusnya sampai dengan perbatasan terakhir. Dari penataan ini sudah terbentuk kota-kotak besar seluas 1kmx1km  (100 ha), kotak besar inilah kemudian disebut blok kebun. Dalam blok kebun tersebut kemudian dibuat petak-petak kebun dengan luasan 8 ha (200x400m). Jalan pemisah antar petak dalam blok tersebut infieldroad dengan lebar 8 m. Adapun bagi petak-petak yang berbatasan dengan lebung/rawa dibuat jalan dengan lebar 4 m dan dinamakan perimeter road.
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana penamaan blok? Di atas telah disebutkan bahwa mainroad membagi luasan menjadi 2 bagian besar, yaitu wi
layah di utara mainrod dan wilayah yang di selatan mainroaad. Adapun posisi pabrik dan kantor central bisanya dibuat di tengah-tengah antara wilayah barat dan timur, sehingga akan membagi wilayah kebun menjadi 2 wilayah besar lagi, yaitu wilayah disebelah barat pabrik dan wilayah di sebelah timur pabrik.  Posisi pabrik inilah yang akan menjadi titik as penentuan nama petak. Apabila kita gabungkan antara posisi pabrik dan mainroad maka kebun kita akan terbagi menjadi empat wilayah besar yaitu:
  1. Wilayah timur utara, untuk mempermudah diberi nama alpha (A)
  2. Wilayah timur selatan, untuk mempermudah diberi nama bheta (B)
  3. Wilayah barat selatan, untuk mempermudah diberi nama charlie (C)
  4. Wilayah barat utara, untuk mempermudah diberi nama delta (D)

Penamaan blok dibentuk dari posisi wilayah, berapa km jaraknya dari pabrik, letaknya berapa km dari mainroad. Contohnya blok Delta 22/1, artinya blok tersebut berada di wilayah delta (barat utara), berjarak 22 km dari pabrik, 1 km ke utara mainroad. Mudah bukan?
Blok tersebut selanjutnya terbagi atas petak-petak di mana tata nama petak dibuat lebih detail lagi sesuai dengan posisi bloknya. Sebagai contoh 221D15/8ha, artinya petak tersebut terletak pada blok delta 22/1, terletak pada wilayah delta (barat utara), 22.1 km dari pabrik, 1.5 km ke utara mainroad, luas 8 ha. Luas tersebut adalah luas baku sesuai dengan pengukuran dari bagian survey dan pemetaan kantor central.