Selasa, 31 Desember 2013

KONSEP DASAR BUDIDAYA TEBU


Tebu (Sacharum officinarum) adalah tanaman semusim yang siap dipanen pada umur 11-12 bulan. Sebagai bahan baku pembuatan gula pasir (GKP/gula kristal putih), tebu yang dipanen tersebut harus memenuhi kriteria MBSM (manis, bersih, segar, mepet). Manis dalam artian cukup umur sesuai dengan analisa kemasakan, bersih dari semua kotoran (daduk, sogolan, tebu mati, tanah dan pasir), dan segar berarti jeda waktu antara tebu ditebang sampai tebu digiling dipabrik tidak boleh kurang dari 36 jam untuk tebu hijau atau 24 jam untuk tebu bakar. Mepet berarti pada saat panen tebu harus ditebang mepet tanah (tunggul harus rata dengan tanah) dan pemotongan pucuk harus pas (tidak terlalu mucuk atau kurang mucuk). Tentu saja untuk menghasilkan gula yang banyak, produktivitas ton tebu/ha harus tinggi (TCH=toncane/ha). Demikian juga dengan rendemen tebu juga harus pada posisi puncaknya. Sehingga TCH x rendemen x faktor=gula.
Dari umur tebu siap tebang berkisar 11-12 bulan tersebut dibagi atas 3 fase.
1.       Fase pertumbuhan vegetatif
Fase di mana umur tebu 0-4 bulan. Pada fase ini tebu mengalami perkecambahan dan pertumbuhan termasuk tumbuhnya anakan. Pada umur kurang dari 4 bulan semua kegiatan perawatan harus sudah tuntas. Mulai dari pre emergence, pemupukan (termasuk pupuk daun kalau ada), weeding (bubut), sulam, herbisida II(post spraying), kultivasi (penggemburan) dan subsoiling (penggemburan tanah dalam). Pada saat inilah tanaman paling banyak membutuhkan unsur N untuk pembentukan zat hijau daun dan unsur P untuk pembentukan akar dan anakan. Dengan perawatan yang tepat waktu diharapkan gulma terkendali dan semua asupan unsur hara bisa diserap sempurna oleh tanaman sehingga pertumbuhan maksimal dan didapatkan tanaman dengan kerapatan (populasi) yang tinggi, tinggi tanaman dan berat batang maksimal. Pada fase ini monitoring hama harus dipantau ketat, terutama penggerek pucuk dan batang.
2.       Fase pembentukan gula
Fase di mana umur tebu 5-9 bulan. Pada fase ini mulai dibentuk gula di batang tebu, akan tetapi bukan berarti tebu berhenti pertumbuhan tinggi dan berat batangnya. Pada fase inilah diperlukan banyak unsur K untuk pembentukan gula. Kegiatan perawatan pada fase ini biasanya klentek, grosok (weeding mecania/gulma merambat) dan ikat tebu/antisipasi tebu roboh, monitoring hama (terutama penggerek batang).
3.       Fase generatif
Fase di mana umur tebu 9-12 bulan. Pada umur ini tebu mulai memasuki fase generatif dengan ditandai munculnya bunga. Pada beberapa varietas pembungaan terjadi sporadis dan beberapa varietas lain tidak muncul bunga. Kegiatan tebang muat angkut dilakukan pada fase ini di mana jadwal tebang berdasarkan analisa kemasakan.

Kamis, 26 Desember 2013

MENGENAL SISTEM TANAM PADA BUDIDAYA TEBU


Sistem tanam yang dimaksud adalah cara penyusunan/penanaman tebu dan cara penggunaan bibit pada suatu hamparan dengan tujuan mendapatkan produktivitas ton tebu per hektar (TCH) setinggi-tingginya. Sistem tanam paling dikenal luas hingga saat ini adalah sistem tanam row, adapun pada beberapa tahun ini mulai dikembangkan sistem tanam budsett (singlebud planting) dan pit planting. Pada artikel ini penulis ulas secara garis besar, untuk detailnya per sistem akan kami bahas pada artikel-artikel selanjutnya.
1.       Sistem tanam row
Pada sistem tanam ini tebu ditanam pada barisan tanam memanjang (juringan) dengan jarak tanam (PKP/jarak pusat ke pusat) bervariasi dari 90-185 cm. Sistem tanam ini masih bisa dibedakan lagi menjadi dua berdasarkan susunan barisan(juringan) yaitu:
·         Single row planting
Susunan barisan berupa 1 baris dalam satu juring, jarak tanam 90-135cm.
·         Double row planting
Tamanam tetap disusun dalam barisan di mana dalam satu juring(row) terdiri dari dua baris tanaman. Jarak tanam biasanya 130-50 cm.
2.       Sistem tanam budsett (singlebud planting)
Pada hakikatnya sama dengan tanam rsistem row, bedanya kalau tanam row menggunakan bibit bagal (lonjoran), sedangkan pada sistem ini menggunakan budsett. Yaitu bibit yang ditanam pada polybag kecil, berasal dari satu mata tunas bagal yang dipotong kemudian di tanam pada polybag hingga umur 2 bulan. Setelah umur 2 bulan bibit polybag tersebut dipindahkan ke kebun. Jarak tanam biasanya 1,35x0,2m.
3.       Sistem tanam pit panting
Sistem tanam di mana tanaman disusun dalam lubang besar ukuran 60 cmx60 cmx 40 cm. Bibit berupa potongan bagal 2 mata/stek 2 mata berjumlah 6-8 per lubang, disusun sirip ikan atau persegi sesuai bentuk lubang. 

Gambar1. Single Row Planting

Gambar2. Singlebud Planting

Gambar3. Pit Planting