IKHLAS DALAM BEKERJA
Maha suci Alloh yang telah menciptakan manusia dalam
kesempurnaan akal dan fisik. Yang melalui kekuasaaanNya manusia bisa mengindera
suatu fakta dan menghubungkan dengan pengetahuan yang dimilikinya sehingga bisa
menarik kesimpulan dan memahami fakta yang dihadapi. Karena pengetahuan dan
asumsi masing-masing orang berbeda maka wajar jikalau pendapat seseorang bisa
saja berbeda dengan orang lain. Sedikit intro untuk membuka pikiran kita tanpa
bermaksud membuat kita menggurui.
Lalu apa hubungannya dengan ikhlas dalam bekerja? Ijinkan penulis
sedikit berbagi cerita. Sudah menjadi tradisi menjelang akhir tahun kita
sebagai karyawan menerima SK hasil penilaian kinerja atau bagi para pimpinan
perusahaan saatnya menilai kinerja pekerjanya selama setahun, apalah istilahnya mungkin di
setiap perusahaan akan berbeda istilahnya. Tentunya tidak dipungkiri hasil
penilaian ini berhubungan dengan kenaikan berkala/golongan yang ujung-ujungnya
berdampak langsung pada nominal gaji. Menurut pengalaman penulis pada saat
inilah banyak anak buah yang “merajuk” alias ngambek, karena merasa penilaian
kinerjanya tidak sesuai yang diharapkan. Ada
cerita menarik ketika sang atasan memberikan amplop SK penilaian kepada
anakbuahnya yang sudah 4 tahun “mentok” golongannya karena memang yang
bersangkutan secara standard formasi perusahaan tidak memungkinkan naik karena
harus kualifikasi sedangkan persyaratan pendidikan yang bersangkutan tidak
mencukupi. Tidak seperti kawan-kawannya yang sama-sama mentok, dia justru mengucap
syukur atas apapun yang dia dapat. “Insya Alloh kalau kita kerja ikhlas, Alloh
akan memudahkan rejeki kita pak, yang penting barokah pak”, ujarnya dengan
tersenyum. Dalam obrolan selanjutnya dia mengatakan bahwa datangnya rejeki
tidak hanya melalui perusahaan dan tidak selalu berbentuk uang gaji. Bisa lewat
kesehatan, melalui kondisi keluarga yang damai, sekolah anak-anaknya yang
lancar hingga sampai perguruan tinggi, melalui usaha sampingan dan lain-lain.
Bahkan buah keikhlasan dalam bekerja tidak hanya dinikmati sendiri, mungkin
bisa saja yang akan menikmati anak cucunya. Sungguh filosofi kehidupan yang
menyejukkan hati.
Ikhlas dalam pengertian syara’ yang juga bisa diaplikasikan dalam
pekerjaan kita sehari-hari adalah melakukan pekerjaan dengan dilandasi
keinginan mencapai ridho Alloh. Ibnu Qoyyim R.A memberikan kiat untuk bisa
ikhlas, yaitu janganlah engkau mencari saksi atas amalmu kecuali Alloh dan
jangan mengharap balasan kecuali kepada Nya. Semoga bisa menjadi renungan.
Viva Plantation!
Viva agroindustri Indonesia!!