Gambar 1. Tanam stek 2 mata doble planting PKP 145-40 |
Tanam stek dua
mata adalah teknologi budidaya tebu yang sudah sangat familiar dan sudah sangat
umum dipraktekkan pada dunia perkebunan tebu sejak masa kolonial belanda. Dalam
industri perkebunan tebu skala besar
metode ini jarang digunakan dikarenakan membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah
besar. Akan tetapi metode ini diyakini bisa memmbuat produktivitas tanaman
lebih baik dari tanam bibit bagal. Pada lokasi perkebunan dengan jumlah tenaga
kerja cukup sangat dianjurkan tanam dengan metode ini.
Praktisi di
lapangan lebih memilih metode tanam bagal, dimana bibit tebu dalam bentuk
lonjoran disusun dalam alur tanam, baru kemudian bibit bagal tersebut dipotong
2-3 mata di alur tanam tersebut, kemudian alur tanam ditutup dengan tanah
setebal 2-3 cm. Pada tanam bagal, bibit dibuat double overlap atau disusun
untu walang. Sehingga apabila 1 meter bibit ada 12 mata, maka dalam 1 meter
tanam terdapat 24 mata. Tetapi perlu diingat pada sistem ini kesehatan mata
tidak diseleksi sehingga 24 mata tersebut tidak bisa dipastikan tumbuh semua.
Berbeda dengan
sistem stek 2 mata , bibit terlebih dahulu diseleksi, tidak semua mata dalam
satu lonjoran bibit bisa dipakai. Sehingga bisa dipastikan stek dua mata yang
terpilih benar-benar sehat dan siap tanam. Adapun bibit yang ditanam pada alur
tanam cukup single/satu stek saja, tidak perlu double overlap 50% seperti pada
tanam bibit bagal karena sudah ada proses seleksi sebelumnyaa. Susunan antar
bibit cukup end to end (ujung ketemu ujung). Dengan jumlah ste
Berikut adalah
tahapan pekerjaan tanam stek 2 mata:
1.
Tebang bibit
Kita
asumsikan kita akan menanam tebu dengan jarak tanam PKP 135 cm. Secara teoritis
(nanti akan dibahas pada artikel lain) penangkaran bibitnya sekitar 1:6,
artinya 1 ha bibit untuk tanam seluas 6 ha. Sehingga untuk 1 ha tanam
diperlukan bibit 0,16 ha kebun bibit. Kebutuhan Hok untuk tebang bibit seluas
0,16 ha sekitar 3 Hok (borongan).
2.
Klentek bibit, seleksi, potong, masukkan ke
karung.
Bibit
yang sudah ditebang kemudian diklentek dan dipotong 2 mata. Seleksi dilakukan
pada saat memotong dan pada saat memasukkan ke karung. Bibit kemudian
dimasukkan ke dalam karung ukuran 25 kg, dalam satu karung berisi 150-160 stek.
Kebutuhan stek per meter adalah 6 stek sehingga 1 karung bibit cukup untuk 25
meter tanam. Sehingga dalam 1 ha tanam dengan PKP 135 cm diperlukan 300 karung.
Kemampuan klentek-seleksi-potong-memasukkan ke karung kurang lebih 14
karung/hok sehingga diperlukan tenaga sejumlah 21 hok.
3.
Angkut bibit ke petak tanam (termasuk bongkar
muat)
Bibit
yang sudah dimasukkan ke dalam karung tersebut selanjutnya dimuat ke truk dan
dibongkar di petak tanam dengan sangat hati-hati agar mata tidak rusak,
dinaik/turunkan pelan-pelan dan tidak boleh dibanting/dilempar. Bibit diecer di
jalan kontrol, 20 karung setiap 10 juring. Kebutuhan tenaga muat dan bongkar
cukup 2 hok.
4.
Umbal dan tanam bibit
Bibit
yang sudah diecer di jalan kontrol tersebut selajutnya diumbal dan ditanam ke
alur tanam, 2 karung untuk panjang 50 meter. Bibit ditanam pada alur
tanam/kasuran, cukup single dan posisi antar bibit end to end. Dasar/kasuran
alur tanam disiapkan supaya remah, tidak ada bongkahan dan diusahakan
kondisinya masih lembab. Kemampuan per
hok untuk pekerjaan ini sekitar 15 jalur per hok. Sehingga dalam 1 ha
diperlukan tenaga 3 hok.
5.
Tutup tanam(covering)
Bibit
yang sudah ditanam pada hari itu harus ditutup pada hari itu juga untuk
menghindari kekeringan bibit. Bibit ditutup dengan tanah remah dari atas alur
tanam setebal 2-3 cm. Pada saat musim kemarau agar lebih tebal lagi untuk
menghindari penguapan. Sangat tidak dianjurkan tutup tanam dengan tanah
bongkahan. Kemampuan tutup tanam sekitar 50 jalur per hok sehingga dalam 1 ha
diperluakn 3 hok.
Apabila kebutuhan hok di atas dijumlahkan semua maka
untuk tanam stek 2 mata per hektar diperlukan tenaga kerja 32 hok. Tentu saja
angka ini bukanlah angka fix, kemampuan tenaga kerja bervariasi tergantung
kondisi dan budaya kerja masing-masing. Setidaknya angka ini adalah gambaran
kebutuhan tenaga yang harus disiapkan.