Selasa, 15 Oktober 2024

MENGENAL SISTEM TEBANG PADA TANAMAN TEBU

Kegiatan pemanenan tebu atau harvesting adalah pekerjaan akhir pada budidaya tanama tebu yaitu pekerjaan pengambilan batang tebu pada suatu hamparan yang telah memenuhi kriteria tertentu dan mengangkut ke pabrik untuk selanjutnya diproses menjadi gula. Pada umumnya kegiatan panen tebu atau musim tebang tebu biasanya berlangsung mulai bulan Mei s.d November sesuai dengan kemasakan tebu.

Kegiatan panen pada pinsipnya terdiri dari tahapan pekerjaan:

  1. Tebang
  2. Muat
  3. Angkut.

Fokus ke point 1 dan 2, kegiatan tebang tebu adalah proses pemotongan batang tebu dari petak kebun untuk selanjutnya dibuang pucuk dan daduk/seresahnya serta diikat sebelum dilakukan proses loading ke armada angkutan.

Di dunia Perkebunan tebu saat ini di kenal 4 sistem tebang berdasarkan cara tebang dan muatnya.

  1. Tebang manual (bundled cane)

Tebang  manual dikenal juga dengan tebang ikat, di mana tebu ditebang manual menggunakan parang selanjutnya akan tebu diikat (+/- 30 kg) dan dimuat secara manual ke truk angkutan. Angkutan biasana menggunakan truk kecil ataupun fuso loose bak.

  1. Tebang semi mekanis (loose cane)

Tebang semi mekanis dikenal juga dengan tebang urai, di mana tebu ditebang secara manual menggunakan parang, selanjutnya diikat dan ditumpuk ataupun ditumpuk tanpa diiikat dan dimuat secara mekanis ke armada angkutan menggunakan grab loader. Angkutan biasanya menggunakan truk fuso ataupun trailer yang ditarik traktor ataupun head tractor.

  1. Tebang mekanis  whole stalk.

Tebang mekanis adalah kegiatan tebang secara mekanis di mana tebu dipanen dalam bentuk lonjoran utuh, selanjunya kegiatan loading tebu ke armada angkutan dapat dilakukan secara terpisah, bisa manual atau bisa juga secara mekanis menggunakan continues loader atau menggunakan grab loader.

  1. Tebang mekanis chopped cane.

Tebang mekanis adalah kegiatan tebang dan muat ke armada angkutan seluruhnya dilakukan secara mekanis menggunakan cane harvester, di mana tebu dipanen secara chopped/terpotong-potong (1 potong+/- 30 cm).

Beradasarkan kondisi tebu yang ditebang dikenal adanya tebang hijau dan tebang bakar.

Adapun tebang bakar tidak diperbolehkan di Indonsesia dan kegiatan membakar lahan adalah tindakan ilegal dan melawan hukum. Dasar hukum:

1.       UU No 41/1999 tentang kehutanan

2.       UU no 32/2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

3.       UU 39/2024 tentang Perkebunan

Selanjutnya berdasarkan luasan kebun tebu ada dikenal perkebunan tebu skala luas milik Perusahaan dan Perkebunan tebu rakyat dengan luasan yang kecil-kecil. Karakteristik kebun milik korporasi yang memiliki skala luas sampai ribuan hektar, terkosentrasi pada suatu wilayah yang dan biasanya agak jauh dari pemukiman memungkinkan menerapkan sistem tebang kombinasi dari ke empat sistem tebang di atas karena lebih mudah mengelola sumberdaya terutama mobilisasi alat tebang mekanis, armada angkutan dan unit pendukung. Selain itu Perkebunan milik korporasi biasanya memiliki pabrik pengolahan dengan kapasitas giling di atas 10.000 ton tebu per hari sehingga dibutuhkan pasok tebu yang sangat besar dan kontinyu demi tercapainya efisiensi pabrik sehingga proses panen akan melibatkan banyak operasional armada angkutan, alat berat, alat panen dan unit-unit pendukung. Sedangkan perkebunan tebu rakyat dengan luasan kecil-kecil namun tersebar di berbagai wilayah semisal di jawa Tengah atau jawa timur biasanya lebih memilih menggunakan sistem tebang manual (bundled cane) dengan angkutan truck kecil (Colt diesel/PS125) karena lebih efisien dan memungkinkan melewati jalan antar kota.

Senin, 23 Oktober 2023

MENGENAL IRIGASI TRAVELLER PADA TANAMAN TEBU


Ketersediaan air merupakan salah satu kunci keberhasilan tanam tanaman budidaya seperti yang pernah kita pelajari sewaktu SD, terutama generasi 80an. Kita dulu mengenal konsep panca usaha tani yang digalakkan era pemerintahan Bapak Presiden Soeharto.

  •  Irigasi.
  • Pengolahan tanah
  • Pemilihan bibit unggul
  • Pemupukan
  • Pemberantasan hama dan penyakit.

Dalam konteks tanaman tebu irigasi segera mungkin dilakukan setelah tutup tanam untuk memberikan kelembaban tanah sehingga bibit atau bagal tebu bisa berkecambah. Berdasarkan refensi kebutuhan air untuk irigasi tanaman tebu adalah sekitar 600m3/ha. Sejauh ini kita mengenal 2 sistem irigasi pada tanaman tebu.

  1.  Irigasi kocor/furrow irrigation/leb
  2. Irigasi Sprinkle

2S  Sebenarnya masih ada 1 sistem lagi yaitu irigasi tetes/drip irrigation namun saat ini belum layak secara biaya karena membutuhkan investasi yang sangat mahal.

Baiklah mari kita batasi  bahasan kita pada teknis irigasi sistem sprinkle. Sistem irigasi sprinkle irigasi adalah sistem irigasi di mana air yang telah disedot oleh engine pump disalurkan ke sistem selanjutnya disalurkan ke sprinkle dengan nozzle gun yang bisa berputar 360 derajat. Petak kebun akan diirigasi dengan mengkondisikan penempatan sprinkle pada beberpa posisi sehingga saling overlap sehingga petak kebun yang berbentuk persegi bisa teraplikasi sempurna. Sistem sprinkle sendiri ada 2 jenis.

  1.  Fixed sprinkle
  2. Traveller sprinkle

Pada sistem fixed sprinkle, sprinkle diam di satu titik sehingga hasil irigasi berupa lingkaran dengan diameter sesuai panjang pancaran nozzle sprinkle, air dari pompa dan pipa disalurkan langsung ke sprinkle. Adapun pada traveller sprinkle dapat begeser sendiri menggunakan mekanisme gearbox pada selang gulung yang dapat berputar karena tekanan air sehingga sprinkle akan tertarik ke  arah selang gulung. Hasil irigasi berupa persegi dengan lebar sesuai diameter pancaran nozzle sprinkle dan panjang sesuai panjang selang gulungnya.

Satu set traveller irigasi terdiri dari:

  1. 1 set engine pump dan aksesoris
  2. Perlengkapan perpipaan include suction pump dan flexible hose
  3. 2 set selang gulung lengkap dengan sprinkle.

Satu set selang gulung panjang selang gulungnya sekitar 200 meter. Dengan pancaran nozzle sekitar 25 meter artinya diameter nya 50 m. Sehingga satu selang gulung kapasitasnya 50 mx 200 m=10000 m2 atau 1 ha. Waktu tempuh selang gulung sepanjang 200 bisa disetel dari setelan pada gearbox selang gulung. Normalnya sekitar 8 jam kerja. Artinya dalam 1 hari 1 set irigasi sprinkle traveller kapasitasnya 2 ha (karena ada 2 selang gulung). Ini pun masih bisa dinaikkan kapasitasnya dengan operasi lagi di malam hari.

Merk selang gulung yang pernah dipakai di Perusahaan tempat penulis bekerja:

  1.  Giunti tornado
  2. Ocmis VR3.

Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. Namun dari segi operasional sangat memuaskan kinerjanya. Demikian sekilas berbagi pengetahuan. Salamsehat selalu jangan lupa bahagia. Viva perkebunan Nusantara.

Selang gulung
Lay out irigasi









Engine pump















Kamis, 28 Februari 2019

KALIBRASI KNAPSACK SPRAYER


Salah satu kegiatan perawatan manual di bidang tanaman yang paling intens dilakukan adalah aplikasi herbisida manual menggunakan knapsack spayer.  Mengingat pekerjaan ini berkaitan dengan  bahan yang relatif mahal dan juga sifat bahan kimia  herbisida yang bersifat racun, maka diperlukan kehati-hatian dalam pelaksanaan kegitan tersebut. Sehingga diharapkan akan mendapatkan hasil pengendalian gulma yang efektif, efisien, tenaga semprot aman dan terhindar dari resiko pencemaran lingkungan.
Langkah awal untuk untuk menuju efektifitas pekerjaan ini adalah melakukan kalibrasi penyemprotan manual dengan knapsack spayer sehingga akan diperoleh berapa volume semprot yang  diperlukan, berapa kecepatan jalan penyemprot yang seharusnya.
Ada cara sederhana kalibrasi knapsack spayer, berikut cara-caranya.
  1. Siapkan knapsack sprayer yang masih standard, cek jangan sampai ada kebocoran baik pada selang, body maupun stick sprayer. Siapkan pula ember dan gelas ukur.
  2. Isilah knapsack dengan air, kira-kira separuh lebih.
  3. Pompa knpasack kemudian semprotkan  kedalam ember selama satu menit (hitung dengan stop watch).
  4. Ukur volume air dalam ember tersebut sehingga diperoleh volume semprot per menit(flow rate).
  5. Isi Penuh knapsack kemudian semprotkan dalam sampel luasan misalnya 5 m x 10 m = 50 m2 dan hitung waktunya.
  6. Lakukan percobaan dalam beberapa kali ulangan sehingga diperoleh data yang valid.
Dari data di atas akan diperoleh data waktu semprot dalam 50 m2. Kalikan dengan flowrate sehingga ketemu volume semprot dalam 50m2. Luasan ini bisa dikonveri ke luasan satu hektar sehingga akan diperoleh volume semprot dalam satu hektar. Berdasarkan pengalaman penulis, volume semprot untuk aplikasi herbisida di perkebunan tebu berkisar 300-350 liter per hektar.
Selanjutnya di lapangan, apabila akan menurunkan atau menambah jumlah volume semprot per hektar. Misalkan akan melakukan penyemprotan menggunakan herbisida kontak di mana kondisi gulma berat, sehingga memerlukan volume semprot yang lebih tinggi agar rumput benar-benar basah. Sementara dari hasil pengalaman, denngan volume semprot 300 liter anda merasa masih kurang puas. Apabila anda mau merubah volume semprot menjadi 400 liter per hektar maka bisa menggunakan rumus berikut sebagai panduan sehingga bisa menentukan berapa kecepatan maju penyemprotnya serta lebar semprotnya. 

Volume semprot= 2,7 x flow rate x lebar sempot x kecepatan maju

Di mana:
  • Flow rate             : Liter/menit
  • Lebar semprot     : meter
  • Kecepatan maju  : meter/menit
Perlu dicatat hanya volume semprotnya yang berubah, sedangkan dosis per ha tetap. Ini berarti semakin tinggi volume semprot, konsentrasi racun dalam pelarut semakin rendah tetapi rumput akan lebih basah terkena semprotan. Demikian halnya sebaliknya.

Kamis, 26 Juni 2014

CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN TRAKTOR SECARA SEDERHANA


Gambar 1. Small tractor dengan implemen boom sprayer
Cara perhitungan kebutuhan unit traktor sebenarnya cukup sederhana. Sebelum melakukan perhitungan, terlebih dahulu kita persiapkan rencana kerja per item pekerjaan dalam satu musim giling (on season). Sebagai contoh untuk melaksanakan pekerjaan Land Preparation (LP), maka terlebih dahulu ditentukan berapa hektar rencana PC dan berapa target waktunya. Misalnya kita akan menyiapkan bukaan PC seluas 700 ha, mulai april sampai dengan september (160 hari). Rencana PC itu kemudian dipecah lagi menjadi rencana per periode (2 mingguan), rencana per bulan dan rencana per tiga bulan.

Prinsip perhitungannya sangat mudah yaitu dengan membagi luas yang dikerjakan dengan kemampuan unit per hari dan jumlah hari efektif.
Kemampuan unit per hari dihitung dengan mengalikan kapasitas kerja hektar/hm dikalikan denagn jam kerja efektif dalam satu hari. Sebagai gambaran, berikut adalah kapasitas ha/hm per item pekerjaan, angka ini hanya gambaran, bisa kurang atau lebih tergantung kondisi unit, kondisi lahan, kondisi implemen, lebar olah, kecepatan maju dan juga ketrampilan operator.
Bajak     :0,3 ha/HM  (traktor medium 150 HP)
Garu      :0,8-1 ha/HM (traktor medium 150 HP)
Furowing:0,7 ha/HM (traktor kecil 90 HP)

Sebagai contoh, sebuah divisi plantation merencanakan PC seluas 1500 ha, hari kerja efektif 140 hari. Berapa jumlah traktor medium yang diperlukan untuk pekerjaan bajak dalam satu musim?
Misalnya direncanakan 1 unit bekerja 10 jam/hari, sehingga kapasitas per hari per unit adalah 3 hektar/hari. Sehingga jumlah kebutuhan traktor=1500 ha:(3 ha/hari):140hari=4 unit traktor medium.
Perhitungan di atas adalah perhitungan global, harus dipecah lagi dalam rencana tiga bulanan, rencana bulanan dan rencana 2 mingguan sehingga bisa diketahui pada waktu kapan terjadi peak (puncak) kebutuhan unit setiap periodenya, sehingga lonjakan kebutuhan unit pada saat-saat tertentu bisa diantisipasi.

Adapun hari kerja efektif tidak hanya tergantung pada jumlah hari dikurangi hari libur tetapi diperhitungkan juga kemungkinan lahan basah (LBH) yang menyebabkan unit tidak bisa beroperasi dengan melihat riwayat curah hujan dan hari hujan per bulan pada tahun-tahun sebelumnya. Selain itu perlu dimasukkan juga kemungkinan kerusakan unit atau service berkala unit.

Minggu, 09 Februari 2014

MENGENAL JENIS DAN PENGGUNAAN TRAKTOR



Perkebunan tebu lahan kering skala luas adalah salah satu usaha yang intens menggunakan traktor dalam proses budidaya. Dalam tataran praktis di lapangan, jenis traktor bisa dibagi berdasarkan daya dan kegunaannya.  Oia, sebelum lebih jauh, traktor berasal dari idiom “traction motor”. Artinya motor  penghasil traksi. Apa itu traksi, sudah dibahas pada artikel sebelumnya.
Berdasarkan daya mesin:
1.       Traktor kecil (small tractors/TS)
Traktor dengan daya 85-120 HP, biasanya dipergunakan untuk menarik implemen dengan beban sedang seperti kultivasi, boom sprayer, furrow mata 2 dan lain-lain.
2.       Traktor medium (medium traktor/TM)
Traktor dengan daya 140-165 HP, biasanya dipergunakan untuk menarik implemen dengan beban berat seperti bajak, garu, subsoiling dan kair mata 3.
3.       Traktor Besar
Traktor dengan daya 300 HP ke atas, biasanya digunakan untuk menarik implemen dengan beban sangat berat seperti plough harrow atau giant plough.
Klasifikasi lain bisa didasarkan pada bentuk roda penggerak:
1.       Wheel tractor (traktor roda ban)
Semua traktor yang menggunakanan roda ban. Mobilitas lebih lincah, tetapi kemampuan traksinya lebih rendah dibanding crawler tractor.
2.       Crawler tractor (traktor roda rantai)
Dalam prakteknya, unit ini jarang disebut sebagai traktor, orang lebih senang nenyebutnya sebagai alat berat. Crawler tractor adalah traktor dengan penggerak berupa roda rantai/track baja/under carriage. Penyebutannya langsung berdasarkan fungsinya, seperti bulldozer, excavator dll. Jenis ini kurang lincah mobilitasnya, tetapi kemampuan traksinya lebih tinggi dari wheel tractor meskipun daya mesinnya lebih kecil.
Adapun kalau dilihat dari penggunaannya dapat dibedakan sebagai berikut:
1.       Traktor untuk kegiatan LP (land preparation)
Traktor yang dipergunakan untuk kegiatan persiapan lahan seperti bajak, garu, kair/furrower/ridger. Karena sifatnya membawa implement maka three point hitch nya harus berfungsi dengan bagus.
2.       Traktor untuk kegiatan perawatan tebu (machinary maintenance)
Traktor yang dipergunakan untuk kegiatan perawatan mekanis, seperti kultivasi, pupuk mekanis (single and top dressing), boom spraying, dll. Karena sifatnya membawa implement maka three point hitch nya harus berfungsi dengan bagus. Selain itu pada beberapa implement diperlukan tenaga putar dari PTO (power take off), seperti pada fertilizer applicator untuk memutar ulir atau memutar pompa pada boom sprayer.
3.       Traktor untuk kegiatan tebang muat angkut (TMA)/Harvesting
Biasanya berupa traktor NCT/trailer dan traktor side tapping. Traktor NCT adalah traktor penarik trailer untuk memuat tebu yang dimuatkan oleh GL (tebu berupa lonjoran). Traktor side tapping adalah traktor yang dipergunakan untuk memuat tebu chop hasil panenan mesin tebang/harverster.
4.       Traktor pendukung
Traktor yang digunakan untuk unit-unit pendukung kegiatan perawatan atau tebangan. Seperti traktor penarik trailer pupuk/bibit, traktor penarik tanki herbisida, traktor penarik tanki solar, traktor penarik tanki air minum, traktor penarik selang gulung/irigasi, traktor penarik unit PMK, traktor tarikan/dorongan(pulling tractor).

Kamis, 09 Januari 2014

MENGAPA TRAKTOR MENGGUNAKAN MESIN DIESEL




Setelah pada artikel sebelumnya kita bahas kenapa traktor dan alat berat lainnya harus berat bobotnya maka sekarang kita lanjut kenapa mesinnya harus mesin diesel.
Baik, balik lagi ke konsep dan teori. Traktor didesain untuk menghasilkan kemampuan menarik yang tinggi yang disebut gaya traksi. Gaya traksi tersebut dihasilkan dari gesekan putaran roda penggerak terhadap permukaan lahan yang dilaluinya. Sedangkan putaran roda tersebut diperoleh dari putaran mesin yang disalurkan ke transmisi kemudian ke final gear. Nah, satuan mesin biasanya dinyatakan dalam satuan daya kuda (HP/horse power) atau kalau di pelajaran fisika satuannya watt. Daya diperoleh dari gaya dikalikan jarak di bagi waktu.
Daya=(gaya x jarak)/waktu

Nah gaya dikalikan jarak disebut momen atau torsi. Torsi istilah gampangnya adalah tenaga mesin.
Torsi=gaya x jarak

Sesuai karakter alat berat maka yang dibutuhkan adalah mesin dengan tenaga besar dan putaran rendah. Karena alat berat lebih membutuhkan tenaga yang besar daripada kecepatan yang tinggi. Sedangkan di dunia ini ada 2 jenis mesin (motor bakar) yang lazim digunakan yaitu mesin besin dan mesin diesel. Untuk daya yang sama, mesin bensin ukurannya lebih kecil tetapi putarannya jauh lebih tinggi dari mesin diesel. Hal ini berarti juga tenaganya lebih rendah dari mesin diesel tetapi kecepatan/akselerasinya lebih tinggi. Hal inilah mengapa alat berat harus memakai mesin diesel.