Duh Gusti Alloh, Pangeran Ingkang Murbeng Dumadi...
Kawulo nyuwun pangapunten ingkang tanpo upami...
(Thee do we ask for apologize...)
Seseorang pernah berujar, apakah yang paling jauh dengan diri kita? Yang paling jauh adalah hari kemarin karena akan semakin jauh dan jauh takkan mungkin kita kembali ke waktu itu. Lalu apakah yang paling dekat dengan kita? Hari ini?Esok? Tidak kawan, yang paling dekat dengan kita adalah kematian. Ia bersifat pasti, tidak dapat dimajukan ataupun dimundurkan barang sedetikpun walaupun kapan waktunya adalah persoalan ghaib. Sungguh manusia dalam keadaan merugi kecuali mereka yang mengerjakan amal kebaikan dan bersabar atas ketetapanNya. Manusia adalah makluk lemah yang seringkali tidak mengakui kelemahannya dan seringkali bersifat sombong.
”Pak, Massa 700-an orang sudah merangsek ke depan pintu gerbang. Polisi sudah tidak sanggup menahan laju massa masuk empalesement“. Apa yang akan anda lakukan jika ada anak buah melapor kondisi kantor anda yang sudah terkepung massa? Padahal kantor tersebut terletak di tegah-tengah perkebunan. Butuh waktu 0,5 jam ke desa terdekat dan 1 jam dari kantor dan perumahan induk. Sementara karyawan di dalam empelesement sangat sedikit dan tidak sebanding dengan massa yang menyerang. Satu regu polisi yang disiagakan menjaga empalement pun ternyata tidak sanggup menghalau massa. Padahal di dalam empelesement tersebut terdapat asset perusahaan yang nilainya miliaran rupiah. Hanya ada dua opsi, bertahan atau lari menyelatmatkan diri. Ah, rasanya tak perlu saya lanjutkan kisah saya ini. Biarlah menjadi bagian dari perjalanan hidup saya. Tahun ini sungguh banyak kejadian yang tidak mengenakkan terutama masalah pekerjaan. Rupanya Alloh hendak mengajarkan kepada saya liku-liku kehidupan yang penuh kejutan. Pernah, lebih tepatnya sering ribut dengan anak buah masalah kerjaan, bahkan pernah sampai kontak fisik, pernah dicari-cari orang desa sebelah karena unit saya tak sengaja menggerus jalan yang sedang perbaikan, seringkali kucing-kucingan dengan warga yang demo sengketa lahan, dikejar-kerjar target pekerjaan padahal situasi kebun sedang dalam sengketa dan yang terakhir yang paling menyesakkan dada adalah ketika kantor, bengkel dan perumahan kami diserang dan dibakar massa. MasyaAlloh, rupanya diri ini masih diberi kesempatan mencari bekal akhirat sehingga dalam situasi terkepung massa masih diberikan kesempatan meloloskan diri melalui jalan tikus dibelakang bedeng pekerja. Praise to Alloh,, Subhanallah....
Seorang teman pernah menulis dalam sebuah status situs jejaring sosial facebook:
”Manusia kadang memaksa menuntut haknya jauh melebihi porsi yang menjadi haknya sehingga orang yang dituntut tersebut menitikkan air mata”
:) Alloh tau kemampuan kita dan akan memberikan ujian yang pastinya kita mampu hadapi. Alloh punya rahasia yang indah untuk hidup kita asal kita senantiasa bersyukur.
BalasHapus" dukamu adalah kerinduanNya akan keluh kesahmu. sukamu adalah kerinduanNya akan syukurmu". Keep Hamasah!!!
smua yang Alloh beri adalah bentuk cinta Alloh pada kita.
afwan klo komentarnya gak pas ato kekanak-kanakan. tapi yang saya rasa dalam hidup saya seperti itu. saya pernah mendapat ujian yang berat banget menurut saya dan susah to mengikhlaskannya tapi ternyata itu yang terbaik untuk saya dari Alloh.itu tarbiyah yang membuat saya naik tingkatan dalam menghadapi masalah hidup (wah jadi curhat) ya semoga Alloh selalu melindungi kita dari bahaya dan dosa2 :)
Amiin...terimakasih atas komentnya, saya rasa komentnya sangat pas dan tidak kekanak-kanakan. Mohon doanya smoga persoalan kami segera diberikan jalan keluar terbaik. Smoga Alloh berkenan membimbing kita sebagai hambanya yang sedang berproses menjadi pribadi yang lebih baik. Amiin..
BalasHapus