Produktivitas sering hanya diartikan sebagai hasil atau output per satuan unit. Sebagai contoh dalam bidang perkebunan kita sering mendengar istilah produktivitas ton/ ha, rupiah/kg, ha/orang, juring/orang, tandan/pemanen dsb. Hal ini tidaklah salah, bahkan sangat benar secara harfiah. Tetapi secara filosofis kita harus berpifikir lebih lanjut dan mengaitkan produktivitas dengan hukum sebab akibat. Apakah penyebab naiknya produktivitas? Kita ambil contoh produktivitas lahan yang ditanami tebu yang dinyatakan sebagai TSH (ton sugar/ha). Apakah penyebannya naiknya TSH? apakah persiapan LP (land preparation) yang baik, kinerja planting(tanam) yang baik, irigasi yang baik, manual dan machinary maintenance yang baik, harvesting yang baik? cane transporting yang kontinyu dan tepat waktu, processing di factory yang baik dan benar?
Faktor-faktor di atas tidaklah salah, bahkan sangat benar sebagai faktor-faktor penyebab naiknya produktivitas. Tetapi sebagai unsur pimpinan kita harus melihat lebih jauh ke depan. Sesungguhnya produktivitas ada di pikiran kita. Ketika kita produktivitas ada di otak kita dan kita berpikir bisa, maka akan bisalah kita. Sebaliknya apabila pikiran kita sudah terbelenggu pikiran tidak bisa, maka kita akan terpenjara dalam pikiran buruk dan akhirnya mati langkah dan menyerah. Bagaimana kita bisa mencapai TSH (ton sugar per ha) 10 ton gula/ha, sementara posisi sekarang saja di tingkat perkebunan tebu negara masih bertengger di posisi 4-5 ton ton gula/ha. Apabila kita yakin bisa, 10 ton gula/ha bukanlah keniscayaan. Ketika pikiran kita mengatakan bisa, maka otak kita akan berproses mencari jalan untuk mencapai tujuan yang kita yakini sehingga kreativitas akan muncul melahirkan ide-ide cemerlang. Dari sinilah kita akan melangkah. Pasti bisa!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar