Kamis, 26 Desember 2013

MENGENAL SISTEM TANAM PADA BUDIDAYA TEBU


Sistem tanam yang dimaksud adalah cara penyusunan/penanaman tebu dan cara penggunaan bibit pada suatu hamparan dengan tujuan mendapatkan produktivitas ton tebu per hektar (TCH) setinggi-tingginya. Sistem tanam paling dikenal luas hingga saat ini adalah sistem tanam row, adapun pada beberapa tahun ini mulai dikembangkan sistem tanam budsett (singlebud planting) dan pit planting. Pada artikel ini penulis ulas secara garis besar, untuk detailnya per sistem akan kami bahas pada artikel-artikel selanjutnya.
1.       Sistem tanam row
Pada sistem tanam ini tebu ditanam pada barisan tanam memanjang (juringan) dengan jarak tanam (PKP/jarak pusat ke pusat) bervariasi dari 90-185 cm. Sistem tanam ini masih bisa dibedakan lagi menjadi dua berdasarkan susunan barisan(juringan) yaitu:
·         Single row planting
Susunan barisan berupa 1 baris dalam satu juring, jarak tanam 90-135cm.
·         Double row planting
Tamanam tetap disusun dalam barisan di mana dalam satu juring(row) terdiri dari dua baris tanaman. Jarak tanam biasanya 130-50 cm.
2.       Sistem tanam budsett (singlebud planting)
Pada hakikatnya sama dengan tanam rsistem row, bedanya kalau tanam row menggunakan bibit bagal (lonjoran), sedangkan pada sistem ini menggunakan budsett. Yaitu bibit yang ditanam pada polybag kecil, berasal dari satu mata tunas bagal yang dipotong kemudian di tanam pada polybag hingga umur 2 bulan. Setelah umur 2 bulan bibit polybag tersebut dipindahkan ke kebun. Jarak tanam biasanya 1,35x0,2m.
3.       Sistem tanam pit panting
Sistem tanam di mana tanaman disusun dalam lubang besar ukuran 60 cmx60 cmx 40 cm. Bibit berupa potongan bagal 2 mata/stek 2 mata berjumlah 6-8 per lubang, disusun sirip ikan atau persegi sesuai bentuk lubang. 

Gambar1. Single Row Planting

Gambar2. Singlebud Planting

Gambar3. Pit Planting

Tidak ada komentar:

Posting Komentar