Kamis, 26 Juni 2014

CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN TRAKTOR SECARA SEDERHANA


Gambar 1. Small tractor dengan implemen boom sprayer
Cara perhitungan kebutuhan unit traktor sebenarnya cukup sederhana. Sebelum melakukan perhitungan, terlebih dahulu kita persiapkan rencana kerja per item pekerjaan dalam satu musim giling (on season). Sebagai contoh untuk melaksanakan pekerjaan Land Preparation (LP), maka terlebih dahulu ditentukan berapa hektar rencana PC dan berapa target waktunya. Misalnya kita akan menyiapkan bukaan PC seluas 700 ha, mulai april sampai dengan september (160 hari). Rencana PC itu kemudian dipecah lagi menjadi rencana per periode (2 mingguan), rencana per bulan dan rencana per tiga bulan.

Prinsip perhitungannya sangat mudah yaitu dengan membagi luas yang dikerjakan dengan kemampuan unit per hari dan jumlah hari efektif.
Kemampuan unit per hari dihitung dengan mengalikan kapasitas kerja hektar/hm dikalikan denagn jam kerja efektif dalam satu hari. Sebagai gambaran, berikut adalah kapasitas ha/hm per item pekerjaan, angka ini hanya gambaran, bisa kurang atau lebih tergantung kondisi unit, kondisi lahan, kondisi implemen, lebar olah, kecepatan maju dan juga ketrampilan operator.
Bajak     :0,3 ha/HM  (traktor medium 150 HP)
Garu      :0,8-1 ha/HM (traktor medium 150 HP)
Furowing:0,7 ha/HM (traktor kecil 90 HP)

Sebagai contoh, sebuah divisi plantation merencanakan PC seluas 1500 ha, hari kerja efektif 140 hari. Berapa jumlah traktor medium yang diperlukan untuk pekerjaan bajak dalam satu musim?
Misalnya direncanakan 1 unit bekerja 10 jam/hari, sehingga kapasitas per hari per unit adalah 3 hektar/hari. Sehingga jumlah kebutuhan traktor=1500 ha:(3 ha/hari):140hari=4 unit traktor medium.
Perhitungan di atas adalah perhitungan global, harus dipecah lagi dalam rencana tiga bulanan, rencana bulanan dan rencana 2 mingguan sehingga bisa diketahui pada waktu kapan terjadi peak (puncak) kebutuhan unit setiap periodenya, sehingga lonjakan kebutuhan unit pada saat-saat tertentu bisa diantisipasi.

Adapun hari kerja efektif tidak hanya tergantung pada jumlah hari dikurangi hari libur tetapi diperhitungkan juga kemungkinan lahan basah (LBH) yang menyebabkan unit tidak bisa beroperasi dengan melihat riwayat curah hujan dan hari hujan per bulan pada tahun-tahun sebelumnya. Selain itu perlu dimasukkan juga kemungkinan kerusakan unit atau service berkala unit.

Minggu, 09 Februari 2014

MENGENAL JENIS DAN PENGGUNAAN TRAKTOR



Perkebunan tebu lahan kering skala luas adalah salah satu usaha yang intens menggunakan traktor dalam proses budidaya. Dalam tataran praktis di lapangan, jenis traktor bisa dibagi berdasarkan daya dan kegunaannya.  Oia, sebelum lebih jauh, traktor berasal dari idiom “traction motor”. Artinya motor  penghasil traksi. Apa itu traksi, sudah dibahas pada artikel sebelumnya.
Berdasarkan daya mesin:
1.       Traktor kecil (small tractors/TS)
Traktor dengan daya 85-120 HP, biasanya dipergunakan untuk menarik implemen dengan beban sedang seperti kultivasi, boom sprayer, furrow mata 2 dan lain-lain.
2.       Traktor medium (medium traktor/TM)
Traktor dengan daya 140-165 HP, biasanya dipergunakan untuk menarik implemen dengan beban berat seperti bajak, garu, subsoiling dan kair mata 3.
3.       Traktor Besar
Traktor dengan daya 300 HP ke atas, biasanya digunakan untuk menarik implemen dengan beban sangat berat seperti plough harrow atau giant plough.
Klasifikasi lain bisa didasarkan pada bentuk roda penggerak:
1.       Wheel tractor (traktor roda ban)
Semua traktor yang menggunakanan roda ban. Mobilitas lebih lincah, tetapi kemampuan traksinya lebih rendah dibanding crawler tractor.
2.       Crawler tractor (traktor roda rantai)
Dalam prakteknya, unit ini jarang disebut sebagai traktor, orang lebih senang nenyebutnya sebagai alat berat. Crawler tractor adalah traktor dengan penggerak berupa roda rantai/track baja/under carriage. Penyebutannya langsung berdasarkan fungsinya, seperti bulldozer, excavator dll. Jenis ini kurang lincah mobilitasnya, tetapi kemampuan traksinya lebih tinggi dari wheel tractor meskipun daya mesinnya lebih kecil.
Adapun kalau dilihat dari penggunaannya dapat dibedakan sebagai berikut:
1.       Traktor untuk kegiatan LP (land preparation)
Traktor yang dipergunakan untuk kegiatan persiapan lahan seperti bajak, garu, kair/furrower/ridger. Karena sifatnya membawa implement maka three point hitch nya harus berfungsi dengan bagus.
2.       Traktor untuk kegiatan perawatan tebu (machinary maintenance)
Traktor yang dipergunakan untuk kegiatan perawatan mekanis, seperti kultivasi, pupuk mekanis (single and top dressing), boom spraying, dll. Karena sifatnya membawa implement maka three point hitch nya harus berfungsi dengan bagus. Selain itu pada beberapa implement diperlukan tenaga putar dari PTO (power take off), seperti pada fertilizer applicator untuk memutar ulir atau memutar pompa pada boom sprayer.
3.       Traktor untuk kegiatan tebang muat angkut (TMA)/Harvesting
Biasanya berupa traktor NCT/trailer dan traktor side tapping. Traktor NCT adalah traktor penarik trailer untuk memuat tebu yang dimuatkan oleh GL (tebu berupa lonjoran). Traktor side tapping adalah traktor yang dipergunakan untuk memuat tebu chop hasil panenan mesin tebang/harverster.
4.       Traktor pendukung
Traktor yang digunakan untuk unit-unit pendukung kegiatan perawatan atau tebangan. Seperti traktor penarik trailer pupuk/bibit, traktor penarik tanki herbisida, traktor penarik tanki solar, traktor penarik tanki air minum, traktor penarik selang gulung/irigasi, traktor penarik unit PMK, traktor tarikan/dorongan(pulling tractor).

Kamis, 09 Januari 2014

MENGAPA TRAKTOR MENGGUNAKAN MESIN DIESEL




Setelah pada artikel sebelumnya kita bahas kenapa traktor dan alat berat lainnya harus berat bobotnya maka sekarang kita lanjut kenapa mesinnya harus mesin diesel.
Baik, balik lagi ke konsep dan teori. Traktor didesain untuk menghasilkan kemampuan menarik yang tinggi yang disebut gaya traksi. Gaya traksi tersebut dihasilkan dari gesekan putaran roda penggerak terhadap permukaan lahan yang dilaluinya. Sedangkan putaran roda tersebut diperoleh dari putaran mesin yang disalurkan ke transmisi kemudian ke final gear. Nah, satuan mesin biasanya dinyatakan dalam satuan daya kuda (HP/horse power) atau kalau di pelajaran fisika satuannya watt. Daya diperoleh dari gaya dikalikan jarak di bagi waktu.
Daya=(gaya x jarak)/waktu

Nah gaya dikalikan jarak disebut momen atau torsi. Torsi istilah gampangnya adalah tenaga mesin.
Torsi=gaya x jarak

Sesuai karakter alat berat maka yang dibutuhkan adalah mesin dengan tenaga besar dan putaran rendah. Karena alat berat lebih membutuhkan tenaga yang besar daripada kecepatan yang tinggi. Sedangkan di dunia ini ada 2 jenis mesin (motor bakar) yang lazim digunakan yaitu mesin besin dan mesin diesel. Untuk daya yang sama, mesin bensin ukurannya lebih kecil tetapi putarannya jauh lebih tinggi dari mesin diesel. Hal ini berarti juga tenaganya lebih rendah dari mesin diesel tetapi kecepatan/akselerasinya lebih tinggi. Hal inilah mengapa alat berat harus memakai mesin diesel.


MENGAPA TRAKTOR HARUS BERAT DAN BESAR?


Gambar 1. Traktor medium 165 HP
Banyak yang bertanya-tanya kenapa traktor bentuknya besar dan berat, apalagi traktor roda 4 yang biasa digunakan di perkebunan tebu skala besar. Kenapa mesinnya pakai mesin diesel? Kenapa bannya segede gabang?Kenapa pula knalpotnya di atas? Kenapa pula tidak ada suspensinya?
Baiklah, mari kita sama-sama belajar konsep atau teorinya dulu. Traktor pada dasarnya dipakai untuk pekerjaan berat, baik menarik, mendorong, memutar implement atau menarik trailer. Implement adalah unit terpisah yang diaplikasikan ke traktor untuk tujuan tertentu. Implement bisa berupa bajak, garu, blade, kultivator, subsoiler, boom sprayer dll. Nah, untuk melakukan pekerjaan berat tersebut maka traktor harus mempunyai kemampuan menarik beban yang kuat. Kemampuan menarik beban tersebut didapatkan dari gesekan antara roda penggerak dengan permukaan jalan/lahan  yang disebut dengan traksi. Menurut wikipedia Traksi adalah gaya gesek maksimum yang bisa dihasilkan antara 2 permukaan tanpa mengalami slip. Definisi lain adalah gaya tangensial yang ditransmisikan secara melintang terhadap 2 permukaan melalui gesekan atau lapisan fluida yang menghasilkan gerakan, memberhentikan laju  atau transmisi daya. Satuan traksi adalah newton, atau sebuah rasio jika diekspresikan sebagai koefisien traksi. Koefisien traksi adalah gaya yang bisa dimanfaatkan dengan merasiokannya terhadap berat dan mesin.
Traksi=koefisien traksi x berat
Jadi untuk memperoleh traksi yang tinggi maka bobot kendaaan harus berat dan koefisien traksi harus tinggi. Sehingga jelas traktor harus berat bobotnya. Koefisien traksi yang tinggi diperoleh dari bentuk dan luasan penampang ban yang besar serta alur ban traktor yang dibuat sedemikian rupa. Selain itu untuk memperoleh beban yang konstan pada roda penggerak, traktor didesain rigid, yaitu tanpa suspensi dan tanpa sasis. Mesin ditaruh di depan dan langsung menyambung ke gear box dan final gear. Suspensi hanya mengandalkan ban traktor dan kursi operator.
Rumus lain yang saya pelajari waktu kuliah dulu:
F = Gaya traksi maksimum
w = Berat yang menumpu pada roda penggerak
 a = luas permukaan roda yang menapak/bergesekan pada jalan/lahan
c = kohesi tanah
Φ = sudut pergeseran tanah terhadap ban
Gaya traksi akan berbeda pada setiap permukaan, antara di jalan aspal, jalan tanah, jalan koral, lahan basah atau lahan kering karena pengaruh kohesifitas dan sudut geser.
Sebenarnya prinsip rumus ini secara tidak sadar sudah kita praktekkan sehari-hari, seperti:
·         Saat mobil pick up selip, biasanya nyuruh orang-orang naik ke bak belakang. Ini merupakan upaya menambah traksi dengan cara menambah beban pada roda penggerak.
·         Saat bermotor di jalan tanah yang licin habis hujan, biasanya kita akan sedikit mengempeskan roda. Hal ini merupakan upaya untuk meningkatkan traksi dengan cara menambah luas kontak permukaan roda dengan tanah.
Demikian sedikit gambaran, semoga bisa membantu. Bagi yang ingin naik traktor silakan dicoba sensasinya.