Gambar 1. Small tractor dengan implemen boom sprayer |
Cara perhitungan
kebutuhan unit traktor sebenarnya cukup sederhana. Sebelum melakukan
perhitungan, terlebih dahulu kita persiapkan rencana kerja per item pekerjaan
dalam satu musim giling (on season). Sebagai contoh untuk melaksanakan
pekerjaan Land Preparation (LP), maka terlebih dahulu ditentukan berapa hektar
rencana PC dan berapa target waktunya. Misalnya kita akan menyiapkan bukaan PC
seluas 700 ha, mulai april sampai dengan september (160 hari). Rencana PC itu
kemudian dipecah lagi menjadi rencana per periode (2 mingguan), rencana per bulan
dan rencana per tiga bulan.
Prinsip
perhitungannya sangat mudah yaitu dengan membagi luas yang dikerjakan dengan
kemampuan unit per hari dan jumlah hari efektif.
Kemampuan unit
per hari dihitung dengan mengalikan kapasitas kerja hektar/hm dikalikan denagn
jam kerja efektif dalam satu hari. Sebagai gambaran, berikut adalah kapasitas
ha/hm per item pekerjaan, angka ini hanya gambaran, bisa kurang atau lebih
tergantung kondisi unit, kondisi lahan, kondisi implemen, lebar olah, kecepatan
maju dan juga ketrampilan operator.
Bajak :0,3 ha/HM
(traktor medium 150 HP)
Garu :0,8-1 ha/HM (traktor medium 150 HP)
Furowing:0,7
ha/HM (traktor kecil 90 HP)
Sebagai contoh,
sebuah divisi plantation merencanakan PC seluas 1500 ha, hari kerja efektif 140
hari. Berapa jumlah traktor medium yang diperlukan untuk pekerjaan bajak dalam
satu musim?
Misalnya
direncanakan 1 unit bekerja 10 jam/hari, sehingga kapasitas per hari per unit
adalah 3 hektar/hari. Sehingga jumlah kebutuhan traktor=1500 ha:(3
ha/hari):140hari=4 unit traktor medium.
Perhitungan di
atas adalah perhitungan global, harus dipecah lagi dalam rencana tiga bulanan,
rencana bulanan dan rencana 2 mingguan sehingga bisa diketahui pada waktu kapan
terjadi peak (puncak) kebutuhan unit setiap periodenya, sehingga lonjakan
kebutuhan unit pada saat-saat tertentu bisa diantisipasi.
Adapun hari
kerja efektif tidak hanya tergantung pada jumlah hari dikurangi hari libur
tetapi diperhitungkan juga kemungkinan lahan basah (LBH) yang menyebabkan unit
tidak bisa beroperasi dengan melihat riwayat curah hujan dan hari hujan per
bulan pada tahun-tahun sebelumnya. Selain itu perlu dimasukkan juga kemungkinan
kerusakan unit atau service berkala unit.