Gambar 1. Traktor medium 165 HP |
Banyak yang
bertanya-tanya kenapa traktor bentuknya besar dan berat, apalagi traktor roda 4
yang biasa digunakan di perkebunan tebu skala besar. Kenapa mesinnya pakai
mesin diesel? Kenapa bannya segede gabang?Kenapa pula knalpotnya di atas?
Kenapa pula tidak ada suspensinya?
Baiklah, mari
kita sama-sama belajar konsep atau teorinya dulu. Traktor pada dasarnya dipakai
untuk pekerjaan berat, baik menarik, mendorong, memutar implement atau menarik
trailer. Implement adalah unit terpisah yang diaplikasikan ke traktor untuk
tujuan tertentu. Implement bisa berupa bajak, garu, blade, kultivator,
subsoiler, boom sprayer dll. Nah, untuk melakukan pekerjaan berat tersebut maka
traktor harus mempunyai kemampuan menarik beban yang kuat. Kemampuan menarik
beban tersebut didapatkan dari gesekan antara roda penggerak dengan permukaan
jalan/lahan yang disebut dengan traksi.
Menurut wikipedia Traksi adalah gaya gesek maksimum yang bisa dihasilkan antara
2 permukaan tanpa mengalami slip. Definisi lain adalah gaya tangensial yang
ditransmisikan secara melintang terhadap 2 permukaan melalui gesekan atau
lapisan fluida yang menghasilkan gerakan, memberhentikan laju atau transmisi daya. Satuan traksi adalah
newton, atau sebuah rasio jika diekspresikan sebagai koefisien traksi.
Koefisien traksi adalah gaya yang bisa dimanfaatkan dengan merasiokannya
terhadap berat dan mesin.
Traksi=koefisien
traksi x berat
Jadi untuk
memperoleh traksi yang tinggi maka bobot kendaaan harus berat dan koefisien traksi
harus tinggi. Sehingga jelas traktor harus berat bobotnya. Koefisien traksi
yang tinggi diperoleh dari bentuk dan luasan penampang ban yang besar serta
alur ban traktor yang dibuat sedemikian rupa. Selain itu untuk memperoleh beban
yang konstan pada roda penggerak, traktor didesain rigid, yaitu tanpa suspensi
dan tanpa sasis. Mesin ditaruh di depan dan langsung menyambung ke gear box dan
final gear. Suspensi hanya mengandalkan ban traktor dan kursi operator.
Rumus lain yang
saya pelajari waktu kuliah dulu:
F = Gaya traksi
maksimum
w = Berat yang
menumpu pada roda penggerak
a = luas permukaan roda yang
menapak/bergesekan pada jalan/lahan
c = kohesi tanah
Φ =
sudut pergeseran tanah terhadap ban
Gaya traksi akan
berbeda pada setiap permukaan, antara di jalan aspal, jalan tanah, jalan koral,
lahan basah atau lahan kering karena pengaruh kohesifitas dan sudut geser.
Sebenarnya
prinsip rumus ini secara tidak sadar sudah kita praktekkan sehari-hari,
seperti:
·
Saat mobil pick up selip, biasanya nyuruh
orang-orang naik ke bak belakang. Ini merupakan upaya menambah traksi dengan
cara menambah beban pada roda penggerak.
·
Saat bermotor di jalan tanah yang licin habis
hujan, biasanya kita akan sedikit mengempeskan roda. Hal ini merupakan upaya
untuk meningkatkan traksi dengan cara menambah luas kontak permukaan roda
dengan tanah.
Demikian sedikit
gambaran, semoga bisa membantu. Bagi yang ingin naik traktor silakan dicoba
sensasinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar