Sabtu, 10 Juli 2010

KALIBRASI IMPLEMENT PUPUK MEKANIS (FERTILIZER APPLICATOR) SECARA SEDERHANA.


Dalam industri perkebunan, pemupukan memiliki peran sangat penting dalam pencapaian target produksi. Dalam konteks perkebunan tebu adalah pencapaian ton tebu/ha (TCH), rendemen ataupun ton gula/ha (TSH). Selanjutnya bila dirunut lagi komponen sukses/tidaknya pemupukan adalah:

1.      Waktu aplikasi

2.      Dosis pemupukan

3.      Cara aplikasi.

4.      Kondisi implement fertilizer applicator apabila pempukan dilakukan secara mekanis.

5.      Kondisi fisik-kimawi tanah

6.      Kondisi kekerasa tanah (berpengaruh pada kemampuan tyne implement fertilizer applicator untuk membenamkan pupuk ke dalam tanah).

Dalam artikel ini kita akan lebih membahas aplikasi pemupukan pada tanaman tebu menggunakan implement pupuk mekanis. Kenapa perkebunan tebu skala luas (6000-20.000) lebih menyukai pupuk mekanis?

1.      Lebih cepat

Kapasitas pupuk mekanis dua mata dengan tenaga tarik traktor TS 90 HP adalah 0,8-1 ha/HM sehingga dalam satu unit per hari bisa mencapai minimal 8 ha. Bandingkan dengan pupuk yang ditabur manual, 1 HK kemampuannya maksimal 1 ha (pada tenaga manual, semakin besar beban kerja kualitas kerja biasanya semakin turun).

2.      Membutuhkan tenaga kerja lebih sedikit.

Dengan rata-rata hasil kerja 8 ha/hari diperlukan tenaga kerja aduk/curah pupuk 2-3 orang dan seorang operator. Bandingkan dengan tenaga yang diperlukan pada pemupukan manual, untuk hasil 8 ha/hari minimal diperlukan 8 tenaga tabur dan 2 orang tenaga umbal/ecer pupuk.

3.      Aplikasi lebih merata karena pupuk terbenam didalam tanah s/d 10cm.

Bandingkan dengan tabur pupuk manual, pupuk hanya ditabur dikanan kiri juringan dengan kerataan yang tidak sama(tebal tipis) dan tidak dibenam dalam tanah. Sehingga sangat mudah menguap pada saat panas dan tercuci apabila terkena hujan.

4.      Lebih mudah dalam pengawasan

Pengawas cukup memantau satu atau beberapa unit alat saja sedangkan pada pupuk maual pengawas harus mengawasi banyak orang dengan karakter masing-masing.

5.      Penyelewengan pupuk dapat diperkecil.

Pada pemupukan mekanis semua pupuk dikumpulkan pada satu titik. Kemudian beberapa jenis pupuk dicampur secara manual oleh tenaga pengaduk (bisa juga dicampur secara mekanis sebelumnya di gudang) dan ditaruh kembali dalam sak-sak. Bandingkan pada pemupukan mekanis, sak-sak pupuk harus diecer di kanan kiri petak sehingga potensi pupuk dicuri sangat besar.

Baiklah, penulis kira sudah cukup pembahasan pendahuluan tentang pemupukan mekanis. Selanjutnya kita berkenalan dengan implement pupuk mekanis (Fertilizer Applicator). Implement yang biasa digunakan di perkebunan tebu adalah dengan sistem ulir di mana ulir digerakkan menggunakan PTO traktor. Terdapat dua hopper dengan dua bukaan pada masing-masing hopper. Dari bukaan ini pupuk disalurkan ke selang penyalur, kemudian jatuh di belakang tyne dan kemudian alur pupul ditutup oleh wing kecil. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar  di atas.

Pertanyaan selanjutnya bagaimana cara mengkalibrasi implement agar dosis per hektar bisa tepat. Hal ini sangat penting mengingat pekerjaan ini menyangkut material pupuk yang sangat mahal harganya. Kesalahan kalibrasi bisa mengakibatkan tekor pupuk (terlalucepat) atau sisa pupuk (terlalu lambat) yang berpotensi pada penyelewengan pupuk.  Secara garis besar, kalibrasi dimulai dari berapa dosis pupuk (campuran urea, TSP dan KCL) yang harus diaplikasi per hektar. Selanjutnya dihitung berapa gram pupuk yang searusnya jatuh per corong per meter juringan. Dari dosis per meter tersebut dapat ditentukan berapa kecepatan maju traktor, gigi berapa yang harus dipakai. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah ukuran bukaan hopper ke corong penyalur, bukaan yang terlalu sempit pupuk bisa tekor, sedangkan kalau terlalu sempit pupuk bisa menggumpal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar